Home / Mabes Polri / Reskrim

Kamis, 11 September 2025 - 07:14 WIB

Bareskrim Polri Bongkar Kasus Keji Penelantaran dan Penyiksaan Anak 9 Tahun di Jakarta Selatan

JAKARTA – Publik dikejutkan dengan terbongkarnya kasus penelantaran dan kekerasan berat terhadap seorang anak perempuan berusia 9 tahun berinisial AMK. Bocah malang itu ditemukan pada Rabu dini hari (11/6/2025) dalam kondisi mengenaskan di depan sebuah kios di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Tubuhnya ringkih, penuh luka, wajah terbakar, tangan patah, dan memperlihatkan tanda-tanda malnutrisi parah.

Petugas yang menerima laporan langsung mengevakuasi korban ke RS Polri Kramat Jati. Dokter menyebut kondisi AMK sangat kritis saat pertama kali dibawa, sehingga harus menjalani perawatan intensif. Fakta yang terungkap membuat publik semakin geram, karena penderitaan bocah ini bukan akibat kecelakaan, melainkan dugaan kekerasan brutal yang dilakukan oleh orang terdekatnya.

Kasubdit II Dittipid PPA & PPO Bareskrim Polri segera membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus ini. Prinsip utama yang ditekankan adalah memastikan korban mendapatkan keadilan hukum sekaligus perlindungan penuh, mulai dari pengobatan medis, pemulihan psikologis, hingga pengasuhan sementara di bawah pengawasan Dinas Sosial dan UPTD PPA.

Baca Juga  Kapolres Jakarta Barat Gelar Ngopi Kamtibmas, Warga Bicara Blak-blakan Soal Geng Motor hingga Narkoba

Dalam pemeriksaan yang didampingi pekerja sosial, AMK dengan polos menuturkan horor yang dialaminya. Ia menyebut EF alias YA (40), pria yang dipanggilnya “Ayah Juna”, kerap menyiksa dirinya dengan cara tak masuk akal: dipukul, ditendang, disiram bensin lalu dibakar, dipukul kayu hingga tulangnya patah, bahkan disiram air panas. Kesaksian menggetarkan ini diperkuat oleh saudara kembarnya, SF, yang menjadi saksi kunci.

Tak hanya itu, ibu kandung korban, SNK (42), ternyata mengetahui kekerasan itu dan bahkan setuju meninggalkan AMK di Jakarta. Dalam keterangannya, korban berkata lirih, “Aku tidak mau bertemu Ayah Juna, aku mau dia dikubur dan dikasih kembang.” Kalimat sederhana namun pilu itu menohok nurani siapa pun yang mendengarnya.

Baca Juga  Polsek Tambora Bekuk Tiga Pelaku Curanmor di Tambora, Sita Senjata Softgun dan Kunci Letter T

Direktur Tindak Pidana Pelindungan Perempuan dan Anak Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Dr. Nurul Azizah, menegaskan bahwa EF dan SNK sudah ditetapkan sebagai tersangka. Keduanya dijerat Pasal 76B jo 77B dan Pasal 76C jo 80 UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, serta Pasal 354 KUHP tentang penganiayaan berat, dengan ancaman hukuman maksimal 8 tahun penjara dan denda Rp100 juta. “Ini kekerasan yang keji dan tidak berperikemanusiaan. Polri akan menindak tanpa kompromi,” tegasnya.

Kasus ini, lanjut Nurul, menjadi peringatan bahwa kekerasan terhadap anak sering kali justru terjadi di dalam rumah sendiri, bukan di jalanan. Polri menyerukan agar masyarakat lebih peka, berani melapor, dan bersama-sama melindungi anak-anak. “Ruang keluarga seharusnya menjadi tempat paling aman bagi seorang anak. Perlindungan anak adalah tanggung jawab kita semua,” pungkasnya.

Share :

Baca Juga

Polri

Polisi Ungkap Fakta Baru Ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara, Pelaku Dinyatakan Bertindak Mandiri

Polri

Polda Metro Jaya Tegaskan Komitmen Kendalikan Harga Beras, Pastikan Stok dan HET Terjaga

Reskrim

Roy Suryo Tersangka, Kasus Ijazah Palsu Jokowi Gegerkan Publik

Reskrim

Sindikat Curanmor Berkedok Sewa Rumah Digulung Polisi Jakarta Barat

Kapolri

Kapolri Pimpin Apel Kesiapan Tanggap Darurat Bencana

Polri

Polda Metro Jaya Ungkap Kasus Investasi Bodong Crypto, Korban Rugi Rp3 Miliar

Mabes Polri

Kapolri Lantik Empat Kapolda Baru, Tegaskan Komitmen Transformasi Polri Presisi

Reskrim

Polres Metro Jakarta Barat Musnahkan 18,5 Kg Sabu dan Bahan Pembuat 200 Kg Narkoba Siap Edar